Kembali

Sekolah Damai

Strengthening Future Leaders

Sekolah Damai Strengthening Future Leaders

Wahid Foundation menawarkan inisiatif Sekolah Damai sebagai bagian dari intervensi strategis yang mengedepankan metode partisipatif, kolaboratif dan kreatif dalam mengatasi gejala intoleransi dan pencegahan ekstremisme kekerasan di lingkungan pendidikan.

 

Sekolah Damai pertama kali diluncurkan tahun 2017 dimulai dari 20 pilot Sekolah Damai pertama di Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, hingga DKI Jakarta. Program ini bertujuan menciptakan lingkungan sekolah yang mampu membentuk guru, peserta didik dan warga sekolah secara keseluruhan menyerap dan menerapkan nilai harmoni, inklusivitas, kerukunan dan perdamaian berlandaskan 9 nilai utama Gus Dur, hak asasi manusia dan prinsip kebhinekaan.


Sekolah Damai merumuskan tiga pilar utama yang dijadikan indikator capaian toleransi dan perdamaian di sekolah, yaitu pilar kebijakan, pilar toleransi dan perdamaian, pilar pengelolaan organisasi kesiswaan. Implementasi dari pilar ini terangkum dalam intervensi program mentoring, training dan workshop seperti Muslim Youth Leader Forum (MYLF), Muslimah for Change (MFC), Muslim Leadership Exploration and Development (MLEAD), Workshop Pengembangan Budaya Inklusif untuk guru dan kepala sekolah.

 

Pada tahun 2022, Inisiatif Sekolah Damai diperluas melalui kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah di seluruh wilayah di Provinsi Jawa Tengah melalui Rencana Aksi Provinsi tentang Peraturan Daerah Nomor 35 Tahun 2022 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme di Provinsi Jawa Tengah.


Hingga saat ini, sebanyak 135 Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan Negeri, 135 guru Pendidikan Agama Islam (PAI), 180 Rohaniawan Islam (Rohis), dan 5750 peserta didik telah terlibat dalam program-program Sekolah Damai.

Pilar Program Sekolah Damai

Pilar Kebijakan

Menyasar kebijakan strategis untuk menumbuhkan budaya sekolah atau sebaliknya merevisi atau menghapus kebijakan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar Sekolah Damai.

Pilar Toleransi dan Perdamaian

Pengembangan aspek ini dilakukan dengan mentradisikan nilai-nilai toleransi dan perdamaian melalui praktik dalam kehidupan sekolah dan ruang kelas.

Pilar Pengelolaan Organisasi Kesiswaan

Pengarahan prinsip perdamaian dalam misi, program kerja, interaksi organisasi, seleksi anggota serta manajerial organisasi.

Capaian Program Sekolah Damai

Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan Negeri

135

Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan Negeri

Kepala Sekolah

60

Kepala Sekolah

Kebijakan Sekolah Damai yang dikeluarkan oleh Sekolah

15

Kebijakan Sekolah Damai yang dikeluarkan oleh Sekolah

Guru Pendidikan Agama Islam

135

Guru Pendidikan Agama Islam

Peserta Didik

5.750

Peserta Didik

Pengurus Rohis di empat Provinsi

180

Pengurus Rohis di empat Provinsi

Sekolah Pilot Project

20

Sekolah Pilot Project

Baca Testimoni Kami

Ganjar Pranowo

Program Sekolah Damai perlu kita dorong dan berkelanjutan agar anak-anak terbiasa berbicara perdamaian, tidak ada yang saling membully, terbiasa melakukan moderasi dalam banyak hal, termasuk membangun relasi positif antar mereka yang berbeda.

Ganjar Pranowo Gubernur Jawa Tengah 2013-2023

Tim Watss

Upaya Sekolah Damai ini untuk mempromosikan perdamaian, toleransi dan keberagaman adalah upaya yang sama dengan yang kita lakukan untuk membangun harmoni, saling memahami dan persatuan di Australia.

Tim Watss Wamenlu Australia

Galih Mareska Aprilia

Saya memiliki banyak teman yang keyakinan agamanya berbeda dengan saya. Saya merupakan ketua OSIS di SMA Negeri 10 Semarang dan saya beragama Kristen bukan muslim. Menariknya, di SMA Negeri 10 Semarang, kami menerapkan lingkungan yang damai dan toleran.

Galih Mareska Aprilia Ketua Osis SMAN 10 Semarang

Lihat Kemitraan

Lihat Dokumentasi Kegiatan