Kembali

Yenny Wahid Kagumi Model Kepemimpinan Paus Fransiskus dalam Menghadapi Kekerasan dan Radikalisme

Ditulis : Admin

Rabu, 24 Juli 2024

Jakarta -  Direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid menyampaikan keprihatinannya terhadap situasi global saat ini yang ditandai dengan berbagai kompleksitas dan tantangan yang dihadapi oleh umat manusia. Beberapa tantangan utama umat manusia menurut Yenny adalah multipolaritas global akan rentan memicu konflik, teknologi robotik yang menghilangkan pekerjaan, pengaruh media sosial, gaya hidup instan, dan kepemimpinan yang tidak peduli terhadap kerusakan lingkungan dan penderitaan rakyat.

 

Hal tersebut disampaikan Yenny Wahid saat menjadi pembicara pada acara diskusi virtual bertajuk "Dialog Antar Umat Beragama: Memaknai Kunjungan Paus Bagi Umat Beragama dan Bangsa Indonesia" pada hari Selasa (23/7/2024) yang diselenggarakan oleh KBRI Vatikan dan IRRIKA Italia.

 

Lebih lanjut, Yenny juga prihatin dengan masih tingginya perilaku intoleran di Indonesia. Yenny menyinggung data riset yang dilakukan Wahid Foundation dari tahun 2009-2018 menemukan sebanyak 1.420 tindakan pelanggaran non negara atau rata-rata 12 tindakan per bulan. Sementara, sebanyak 88 regulasi diskriminatif diterbitkan delapan provinsi dan 55 kota/kabupaten.

 

“Indonesia masih menghadapi kasus kekerasan dan radikalisme. Kami dari Wahid Foundation mencatat masih terjadi ribuan kasus yang berkaitan dengan pelanggaran kebebasan beragama,” ujar Yenny.

 

Menurut Yenny, tingginya kasus ekstremisme kekerasan dan radikalisme ini memperparah situasi dan mendorong terpolarisasinya masyarakat. Hal ini juga akan memicu berbagai tindakan intoleran. “Kasus yang terjadi di Indonesia saat ini adalah penyegelan tempat ibadah, penutupan tempat ibadah, dan penolakan izin tempat ibadah, dan diskriminasi terhadap kelompok minoritas,” terang Yenny.

 

Meski begitu, Yenny tetap optimis bahwa problem tersebut dapat diatasi dengan kerjasama dan kolaborasi antar umat beragama dalam menghadapi berbagai tantangan tersebut. Perlu kepemimpinan yang mampu transcending identitas pribadi dan memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan universal, seperti sosok Paus Fransiskus.

 

“Paus Fransiskus adalah sosok yang sangat menginspirasi bagi kami dalam rasa cintanya kepada manusia. Kita membutuhkan sosok pemimpin seperti beliau yang bisa beranjak keluar dari identitas dirinya dan mau berjuang untuk kemanusiaan,” kata yenny.

 

Yenny mencontohkan tindakan Paus Fransiskus yang sangat menyentuh hati, yaitu saat Paus membasuh dan mencium kaki imigran muslim sebagai bentuk kecintaannya pada kemanusiaan.  Beliau berharap kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia dapat menjadi momentum penting untuk memperkuat dialog antar umat beragama dan mempromosikan nilai-nilai kemanusiaan.

 

“Bahwa sungai tidak meminum airnya sendiri, pohon tidak makan buahnya sendiri, matahari tidak menyinari dirinya sendiri, bunga tidak menyebarkan wangi hanya untuk dirinya sendiri. Hidup untuk yang lain adalah aturan dari alam. Kita semua dilahirkan untuk membantu sesama. Hidup ini tentu indah ketika kita bahagia, namun lebih indah lagi ketika orang lain bahagia karena kita,” pungkas Yenny Wahid mengutip pernyataan Paus Fransiskus.

Bagikan Artikel: