Kembali
Wahid Foundation Paparkan Peran Strategis Organisasi Masyarakat Sipil dalam Implementasi RAN PE
Ditulis : Admin
Selasa, 20 Agustus 2024
Jakarta - Plh. Direktur Eksekutif Wahid Foundation, Siti Kholisoh menyampaikan bahwa Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) memiliki peran yang sangat penting dalam upaya mencapai tujuan Rencana Aksi Nasional Penanggulangan Ekstremisme Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme (RAN PE).
Hal ini disampaikan Siti Kholisoh saat menjadi pembicara dalam Talkshow bertajuk "Kontribusi RAN PE dalam Mencapai Pembangunan Nasional" yang menjadi bagian dari rangkaian acara RAN PE Awards yang diselenggarakan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNTP) di The Westin Jakarta pada Senin (19/8/2024).
Dalam paparannya, Siti Kholisoh menjelaskan bahwa OMS memiliki posisi strategis dalam pelaksanaan RAN PE karena perannya yang langsung bersentuhan dengan masyarakat di tingkat akar rumput.
"OMS merupakan elemen yang secara langsung berhubungan dengan masyarakat, sehingga perannya sangat penting dalam memetakan peran dan fungsi di lapangan," ungkap Siti.
Ia menambahkan, OMS memiliki kemampuan untuk menyampaikan narasi yang sesuai dengan konteks lokal kepada masyarakat dengan bahasa yang lebih mudah dipahami, sehingga dapat mengurangi ambiguitas yang sering timbul akibat ketidakpahaman dengan istilah yang sukar dicerna.
"Kita menemukan beberapa istilah dalam kebijakan susah dipahami oleh masyarakat, sehingga penyederhanaan narasi di dalam konteks lokal ini sangat membantu mengurangi kesalahpahaman dan meningkatkan pemahaman tentang isu-isu ekstremisme," tambahnya.
Lebih lanjut, Siti Kholisoh menjelaskan peran utama OMS dalam mendukung RAN PE. Pertama, OMS berfungsi sebagai jembatan dalam membangun jejaring di masyarakat, memungkinkan pertukaran informasi dan penguatan solidaritas antar kelompok.
“Dengan adanya jejaring ini, kohesi sosial akan semakin kuat sehingga menciptakan sinergi dalam upaya penanggulangan ekstremisme. Melalui keterlibatan aktif OMS dengan berbagai lapisan masyarakat, ini akan membantu menyebarluaskan informasi dan meningkatkan pemahaman tentang isu-isu ekstremisme,” tuturnya.
Kedua, OMS memiliki peran advokasi yang kuat, baik dalam mengedukasi masyarakat maupun dalam mempengaruhi kebijakan publik dan mengarahkan perhatian pembuat kebijakan pada isu-isu krusial terkait ekstremisme.
“Ketiga, OMS berfungsi sebagai fungsi kontrol dalam implementasi RAN PE. Kami secara konsisten memastikan bahwa semua tindakan sesuai dengan prinsip keadilan gender dan Hak Asasi Manusia. Dengan memantau dan mengevaluasi pelaksanaan RAN PE, OMS berkontribusi pada pencapaian tujuan program dan menjaga agar tidak terjadi penyimpangan dari prinsip-prinsip dasar yang telah ditetapkan.” tegas Siti Kholisoh.
Dalam fungsi kontrol, Siti Kholis menyampaikan OMS juga berperan dalam memberikan masukan yang konstruktif untuk perbaikan kebijakan dan strategi yang diterapkan dalam RAN PE.
“Masukan ini berfungsi untuk memperbaiki dan menyempurnakan kebijakan serta strategi yang ada, agar lebih efektif dalam menangani ekstremisme. Melalui feedback yang konstruktif, OMS berkontribusi pada peningkatan kualitas dan dampak dari program-program yang dilaksanakan, pungkasnya. (ZA)
Bagikan Artikel: