Kembali
Wahid Foundation Gelar Workshop Teknis untuk Pemberdayaan Perempuan dan Perdamaian Berkelanjutan di Kota Bima
Ditulis : Admin
Kamis, 25 Juli 2024
Kota Bima - UN Women bersama Wahid Foundation melalui dukungan Korea International Cooperation Agency (KOICA) menggelar Workshop Panduan Aktivitas & Pertemuan Teknis bersama La Rimpu dan LP2DER untuk Program Pemberdayaan Perempuan untuk Perdamaian Keberlanjutan 2024-2026 pada Sabtu-Minggu (20-21/7/2024).
Dalam kesempatan tersebut, Program Officer Wahid Foundation, Davida Ruston Khusen, yang mewakili Plh. Direktur Eksekutif Wahid Foundation, Siti Kholisoh, memberikan pengantar mengenai sejarah dan visi misi Wahid Foundation.
“Awalnya, lembaga ini bernama Wahid Institute, hingga tahun 2016 berganti menjadi Wahid Foundation. Lembaga ini memiliki misi utama melanjutkan visi kemanusiaan yang diwariskan oleh Gus Dur. Kami memiliki misi untuk mengembangkan Islam yang damai dan toleran, memperkuat masyarakat sipil, serta memperkuat dialog perdamaian,” jelas Davida.
Selain visi dan misi tersebut, menurut Davida Wahid Foundation juga berkomitmen untuk mengimplementasikan sembilan nilai utama Gus Dur dalam setiap program kerja yang dilaksanakan. Sembilan nilai Gus Dur tersebut adalah; kemanusiaan, keadilan, ketauhidan, kesederhanaan, kearifan tradisi, kesatriaan, persaudaraan, kesetaraan, dan pembebasan.
“Wahid Foundation telah banyak terlibat dalam program implementatif yang langsung berinteraksi dengan masyarakat. Beberapa program unggulannya antara lain Desa Damai, Gus Dur School of Peace (GDSP), Sekolah Damai, Eco-Islam, Gusdurian for Humanity, dan Riset Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (KBB). Program-program ini berfokus pada pemberdayaan perempuan dan anak muda, penguatan komunitas, serta penanggulangan bencana dan konflik sosial,” terang Davida.
Lebih detail, Davida menjelaskan bahwa program Desa Damai merupakan inisiatif yang telah berjalan sejak tahun 2017 dengan tujuan utama untuk mendorong peran perempuan sebagai agen perdamaian di tingkat lokal.
“Program Desa Damai memiliki empat pilar utama, yaitu pemberdayaan ekonomi, pembangunan perdamaian dan penyelesaian konflik sosial, penguatan partisipasi kelompok perempuan, dan pelestarian lingkungan yang berkelanjutan,” ungkap Davida.
Selain itu, lanjut Davida, Wahid Foundation juga mengembangkan program Sekolah Damai yang berfokus pada pendidikan di Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Pada tahun 2022, program ini berhasil mengadvokasi pemerintah provinsi untuk mengadopsi konsep Sekolah Damai di 80 sekolah di 30 kabupaten di Jawa Tengah. Program ini mendorong kebijakan inklusif, praktik toleransi, dan pengelolaan organisasi siswa yang tidak membedakan latar belakang agama.
“Wahid Foundation juga memiliki program Gus Dur School of Peace yang bertujuan untuk membina anak muda dengan nilai-nilai Gus Dur serta memberikan pelatihan online melalui Learning Management System (LMS). Para peserta dilatih mengelola komunitas dengan menggunakan teknologi media dan mengembangkan proyek sosial komunitas mereka,” tuturnya.
Kemudian, menurutnya Wahid Foundation juga secara konsisten menerbitkan laporan Kemerdekaan Beragama/Berkeyakinan (KBB) di Indonesia sejak tahun 2009. Laporan KBB berisi informasi, data, dan analisis mengenai kasus-kasus pelanggaran yang dilakukan negara (state) dan non-negara (non-state) di Indonesia. Laporan ini juga berisi hasil pemantauan peraturan perundang-undangan dan berbagai kebijakan terkait kebebasan beragama.
“Semua program yang kami jalankan terinspirasi dari sembilan nilai utama Gus Dur, dan kami berharap bisa bekerja sama dengan La Rimpu dan LP2DER untuk mengatasi segala kemungkinan resistensi yang mungkin muncul. Hingga saat ini, kami telah membentuk 34 Desa Damai yang tersebar di Jawa Barat, Jawa Timur, NTB, Bima, Poso, dan Kalimantan Selatan. Kami berharap program ini dapat terus berkembang dan memberikan manfaat bagi masyarakat,” tutup Davida.
Gelaran Workshop teknis pelaksanaan implementasi program sendiri berlangsung selama dua hari untuk memperkenalkan SOP lembaga, manajemen dan tata kelola program sekaligus perencanaan timeline kegiatan bersama dengan LP2DER bersama La Rimpu. (ZA)
Bagikan Artikel: