Kembali
Dorong Penerapan Budaya Damai di Sekolah, Wahid Foundation Ingatkan Pentingnya Kebijakan di Tingkat Sekolah
Ditulis : Admin
Sabtu, 10 Oktober 2020

Semarang - Selasa pagi (9/10) Badan Litbang Agama (BLA) Semarang Kementerian Agama menyelenggarakan webinar dengan tema “Pendidikan Budaya Damai Melalui Pendidikan Agama di Sekolah” secara online melalui Zoom Meeting dan disiarkan langsung melalui kanal youtube BLA Semarang.
Dalam sambutannnya, Samidi Khalim, Kepala Balai Litbang Agama Semarang menyatakan keprihatinannya atas mengikisnya budaya damai di lingkungan pendidikaan dan menggaris bawahi betapa pentingnya peran lembaga pendidikan dalam membangun budaya damai di sekolah.
“Melihat fenomena di era pandemi ini, di beberapa sekolah budaya damai tidak tercerminkan lagi ditandai dengan banyak kasus tawuran antar pelajar dan banyaknya tindak kekerasan. Artinya, peran lembaga pendidikan perlu kita tingkatkan,” ungkapnya.
Karena kekhawatiran itu, ia juga meminta narasumber untuk memberikan masukan seperti apa konsep budaya damai yang bisa diterapkan di sekolah.
Mujtaba Hamdi, Direktur Eksekutif Wahid Foundation yang juga salah satu narasumber dalam webinar tersebut, membagikan pengalaman Wahid Foundation membangun budaya damai di sekolah dengan mengadvokasi dua puluh sekolah di empat provinsi sejak tahun 2017; yaitu di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Ia menjelaskan konsep praktis Sekolah Damai Wahid Foundation yang dilaksanakan di lapangan.
Dalam konsep yang ia jelaskan, ia menegaskan intervensi yang dilakukan Wahid Foundation tidak sampai masuk dalam kurikulum berbeda dengan konsep yang disampaikan oleh Kepala Balitbang Agama Semarang sebelumnya, tetapi lebih mengedepankan intervensi kepada lingkungan yang mendukung di lingkungan sekolah yang bersifat mikro untuk menjaga keberlanjutan.
“Yang kita intervensi adalah lingkungan yang mendukung dan memfasilitasi seperti kebijkan di tingkat sekolah. Kenapa dianggap penting? Karena ini menjadi faktor yang turut mendukung dan menghambat berbagai praktik yang ada di sekolah,” Ucapnya
Kemudian, Mutjaba menjelaskan alasan pentingnya mengedepankan kebijakan di tingkat sekolah.
“Arah Kami dalam inisiatif Sekolah Damai ini, mengembangkan budaya damai melalui kebijakan dan praktik toleransi yang melibatkan warga sekolah secara partisipatif, kolaboratif dan kreatif. Warga sekolah itu artinya yang terlibat dalam proses yang ada di sekolah: guru, siswa, dan orangtua siswa,” Katanya.
Dalam penjelasannya itu, Mujtaba menyatakan bahwa Program Sekolah Damai inisiatif Wahid Foundation telah memiliki rumusan nilai dan prinsip tersendiri yang telah diturunkan menjadi 3 pilar Sekolah Damai yaitu: kebijakan sekolah, praktik toleransi dan perdamaian, serta pengelolaan organisasi kesiswaan yang ia harapkan dapat menjadi pertimbangan dalam kebijakan di lembaga pendidikan ke depannya.
Selain itu, Wahid Foundation melalui Mujtaba, memberikan saran kepada Kantor Wilayah Kementrian Agama untuk melalukan penguatan kapasitas kepada Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) dan memandatkan kepada kepala sekolah untuk menerapkan nilai, pilar, dan prinsip Sekolah Damai.
“Supaya lebih efektif, Kanwil bekerjasama dengan lembaga pendidikan untuk memandatkan kepala sekolah mengimplementasikan nilai Sekolah Damai di lingkungan sekolah,” ujarnya menutup paparan materinya.
Webinar yang berlangsung selama dua jam ini, selain menghadirkan Mujtaba Hamdi dari Wahid Foundation, juga menghadirkan narasumber lain seperti Sunarini, Kepala Pusat Litbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama dan Nugroho Eko Atmanto Peneliti Bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan Balai Litbang Agama Semarang.(Red)
Bagikan Artikel: